Pengakuan itu disampaikan oleh Sandi saat menjadi pembicara dalam diskusi di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (7/6). Sandi juga menceritakan perjalanan politiknya di Pilkada sampai terpilih menjadi wakil gubernur.
"Awalnya saya bilang ke Pak Prabowo keberatan diajukan sebagai calon gubernur ke Pilkada DKI. Karena saat itu ada gubernur yang maha gubernur. Banyak yang dukung dan ada gerakan satu juta KTP," kata Sandi saat memberikan sambutan.
Setelah melewati berbagai proses politik, kata Sandi, ia berhasil meyakinkan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan sebagai calon gubernur. Dengan begitu ia maju sebagai calon wakil gubernur yang diresmikan pada tanggal 23 September 2016.
Sandi menjelaskan sering berdiskusi dengan Anies untuk meracik formula kampanye yang tepat.
Mantan pengusaha itu tidak setuju dengan ide yang diajukan Anies. Pasalnya selain didukung gerakan satu juta KTP, Ahok juga dipandang sebagai pejabat negara yang antikorupsi. Kemungkinan besar Anies-Sandi akan kalah bila mengangkat isu antikorupsi.
"Pak Ahok dianggap lebih bersih dari KPK. Saya ada salah satu grup diskusi di Jakarta Timur, salah satu anggota ibu-ibu berhijab syar'i dan sangat islami. Ketika ditanya kenapa pilih Ahok, dia bilang karena tidak pernah ada pejabat publik yang lebih bersih dari Pak Ahok," kata Sandi.
Sandi melanjutkan, "Saya tanya lagi, kalau Pak Ahok ditetapkan tersangka oleh KPK dan vonis pidana lewat pengadilan Tipikor masih pilih Ahok gak? Dia jawab tetap pilih Ahok, karena menurut dia KPK yang salah."
Ketiga itu tersebut sudah dideteksi Sandi sebelum kampanye, berdasarkan survei internal yang tidak pernah ia rilis. Menurutnya, survei itu terbukti benar karena ia dan Anies memenangkan kontestasi Pilkada DKI 2017. (wis)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sandi Akui Sempat Berikan KTP untuk Ahok Maju Independen"
Post a Comment