"Dari catatan saya, elektabilitas Golkar akan turun lagi. Tidak berani katakan berapa, tapi trennya turun," ujar Akbar dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (21/5).
Dalam kasus e-KTP, lanjutnya, Novanto telah dicegah oleh pihak imigrasi untuk bepergian ke luar negeri. Hal ini, menurut Akbar, akan berpengaruh pada elektabilitas Golkar di mata publik. Padahal Golkar mesti menyiapkan diri untuk mengumpulkan suara jelang pilpres 2019.
"Persoalan yang dihadapi Novanto itu akan mempengaruhi. Ya mudah-mudahan saja tidak terjadi sehingga momentum yang masih ada ini digunakan sebaik-baiknya untuk menghadapi agenda politik ke depan," kata mantan Ketua Umum Golkar ini.
"Bisa dibilang konsolidasi setahun ini belum maksimal. Novanto beberapa kali melakukan komunikasi ke daerah, tapi saya tidak melihat komunikasi itu secara substansial sehingga berpengaruh pada soliditas partai," ujarnya.
Hasil musyawarah nasional Golkar setahun lalu juga dinilai belum banyak diketahui oleh para kader partai. Padahal, kata Akbar, hasil pembahasan dalam munas mestinya menjadi acuan untuk mengambil keputusan dalam internal partai.
"Jadi yang terpenting Golkar harus memperkuat sistem rekrutmen kepemimpinan dalam partai, kemudian kadernya, dan mengangkat isu untuk kepentingan masyarakat," kata Akbar. (sur)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akbar Prediksi Kasus e-KTP Turunkan Elektabiltas Golkar"
Post a Comment