Menurut Komisioner Bawaslu RI Rahmat Bagja, penggunaan isu SARA bahkan telah dimulai sejak saat ini di beberapa wilayah penyelenggara Pilkada 2018. Salah satu daerah yang telah dibumbui isu SARA adalah Jawa Barat.
"Kalau politik identitas tidak ada masalah lah (misal) pemilih muslim menyarankan memilih muslim. Tapi kalau sudah menyinggung paslon lain, kemudian dalam forum-forum terbuka yang tidak pas, itu bermasalah," imbuhnya.
Penggunaan isu SARA dalam Pilkada 2018 juga diprediksi banyak terjadi di dunia maya. Menurut Bagja, hal itu dimungkinkan karena masyarakat belum terbiasa menahan diri di media sosial.
Pengguna internet di Indonesia dipandang belum bisa membedakan batas ruang publik dan pribadi dalam medsos.
"Ini kita harapkan tidak terjadi di Pilkada 2018. Sudahlah fenomena DKI ini, tidak melebar. Semoga calon-calon seperti di Jawa Barat lebih dari dua agar tidak head to head," katanya.
Mengantisipasi maraknya penggunaan isu SARA, Bawaslu akan menjalin kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam waktu dekat.
Sampai saat ini, kerjasama yang sudah dijalin Bawaslu untuk mengawasi kampanye di media maya baru dilakukan dengan Komisi Penyiaran Indonesia.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bawaslu Prediksi Isu SARA Hantui Pilkada Serentak 2018"
Post a Comment