Kader Muda Minta Yorrys dan Nusron Dukung Perubahan di Golkar

Ketua Koordinator Bidang Polhukam DPP Golkar Yorrys Raweyai dan Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Golkar Nusron Wahid diharapkan mewujudkan perubahan di internal partai.

Dua nama itu, menurut Ketua Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, merupakan dua dari 17 nama yang mendukung gerakan Golkar Bersih.

Gerakan itu mendukung pergantian kepemimpinan di Partai Golkar di tengah persoalan kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang menjerat Ketua Umum Setya Novanto sebagai tersangka.

"Kami berharap Bang Yorrys dan Bang Nusron juga lebih progresif ketika namanya sudah kami rilis terbuka. Artinya perlu ada gerakan sinergis, produktif dengan kami yang di luar DPP dengan yang di dalam," kata Ahmad Doli Kurnia di SCBD Jakarta, Selasa (8/8).

Mereka mendorong Yorrys dan Nusron menyuarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk memilih ketua umum baru menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus KTP Elektronik.

Doli mengungkapkan, pekan lalu, dia sudah bertemu dengan Yorrys dan Nusron di Kantor DPP Golkar untuk membicarakan persoalan Setya Novanto.

Dalam dialog itu, Yorrys dan Nusron disebut memiliki kesamaan sikap dengan generasi muda Golkar bahwa tidak semua pengurus setuju Setnov tetap sebagai ketua umum.

"Bahkan kami lebih maju membicarakan langkah-langkah ke depan bersama apa. Maksudnya bersama apa yang kami lakukan secara kader yang di luar dan teman-teman lakukan di dalam," kata dia.

Kata Doli, ada 15 nama lain yang juga merespons positif dan memberi dukungannya kepada gerakan Generasi Muda Golkar.

Ke-15 nama itu, yakni, Kahar Muzakir, Lodewijk Paulus, Airlangga Hartarto, Ibnu Munzir, Indra Bambang Utoyo, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, Eni M Saragih, Bambang Soesatyo, Andi Sinulingga.

Selain itu, Gatot Sudjito, M. Sarmuji, TB. Ace Hasan Syadzily, Ichsan Firdaus, dan Ridwan Hisyam.

Selain itu, Doli mengatakan, hingga kini generasi muda Golkar belum pernah mendapat ajakan dialog atau komunikasi formal dari DPP Golkar untuk membicarakan persoalan internal Golkar.

"Apabila kami diundang, diajak dialog dengan siapapun kami terbuka. Tapi sampai dengan hari ini kami belum mendapat undangan, ajakan untuk membicarakan ini," ujarnya.

Let's block ads! (Why?)