Nuruzzaman tak menunjuk hidung pihak yang menunggangi isu PKI dan komunisme, namun dia meyakini kepentingan politik di balik isu PKI terkait erat dengan kontestasi di pemilihan presiden 2019.
"Lihat saja nanti 2018, pasti isu PKI ini jadi lebih parah karena jelang Pilpres 2019. PKI itu isu yang seksi untuk diplintir karena PKI itu komunis, komunis itu identik antiagama sehingga mudah dimakan dan diolah oleh beberapa kelompok yang mengatasnamakan agama untuk tujuan politis", ujar Nuruzzaman.
"Di kalangan Nahdhlatul Ulama, PKI sudah habis. Kalau sekarang dikatakan ada ancaman, ancaman yang mana", tuturnya.
"Persoalannya bukan polemik atau kontroversi, tapi kita ini siap atau tidak diajak kontroversi ini. Siap dalam mempertahankan kebudayaan ini", ujar Prie GS.
Isu PKI kembali marak setelah sejumlah pihak, termasuk Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyerukan prajuritnya untuk menggelar acara nonton bersama film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Film itu sempat dihentikan penayangannya pada awal masa reformasi, 1998 silam, menyusul keberatan sejumlah pihak atas sejumlah peristiwa yang direkonstruksi dalam film garapan Arifin C. Noer itu.
"Film G30S baru yang digagas pak Jokowi ini sah-sah saja, karena ini bagian dari tawar menawar dari proses tafsir kebudayaan dan sejarah. Jangan apriori dulu, biar saja ini nanti 'berperang'. Sejarah memiliki hukum verifikasi," kata Prie.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Isu PKI Diprediksi Kian Marak Jelang Pilpres 2019"
Post a Comment