Respons yang tegas dari aparat penegak hukum dibutuhkan untuk menjaga keberagaman masyarakat Indonesia.
"Aksi para provokator ini harus segera dihentikan karena sangat berbahaya. Polri dan BIN perlu memberi tanggapan sangat serius untuk menghindari kemungkinan terburuk," kata Bambang melalui pesan singkat kepada wartawan, Senin (22/5).
Video yang sempat viral itu menggambarkan bentrokan antar dua kelompok tersebut. Padahal setelah ditelusuri, video yang viral itu memuat informasi peristiwa dua tahun silam.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat juga sebelumnya telah menyatakan tidak ada bentrok maupun gesekan antarkelompok aksi bela ulama dengan peserta Gawai Dayak. Situasi saat itu disebut kondusif.
Politkus Partai Golkar itu kembali menekankan agar aparat kepolisian dan BIN mengambil langkah konkret dan serius terhadap penyebar hoax. Selain itu, pencegahan dan deteksi dini harus diambil sebelum proses hukum lebih lanjut kepada para provokator.
"Dan, jika bukti-buktinya sudah mencukupi, para provokator itu harus dihadapkan pada proses hukum dengan ancaman sanksi hukum semaksimal mungkin," ujarnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "DPR Desak Polisi dan BIN Responsif Hadapi Provokator"
Post a Comment