Hikmahanto mengatakan, Arab Saudi tak akan begitu saja mengabulkan seandainya imam besar FPI itu mengajukan suaka politik.
"Apakah saat Rizieq Shihab meminta suaka politik, kasus yang menjeratnya memang berkaitan dengan masalah politik yang ada di Indonesia atau pidana murni? Akan ada pertimbangan tersendiri juga, apakah pemberian suaka ini akan mengganggu hubungan baik Arab Saudi dan Indonesia?" kata Hikmahanto kepada CNNIndonesia.com.
Hal lain yang memberatkan Rizieq adalah kenyataan bahwa Arab Saudi bukan negara yang biasa memberikan suaka politik. Biasanya, para pencari atau pemohon suaka politik akan meminta ke negara-negara yang dikenal ramah terhadap suaka seperti Perancis atau Australia.
Nazaruddin diketahui pernah mengirim surat permohonan suaka politik ke pemerintah Kolombia. Namun, kata Hikmahanto, Nazaruddin yang saat itu lari sebagai buronan kasus korupsi gagal mendapat suaka politik dari Kolombia.
"Jadi, sekarang tinggal menunggu keputusan pemerintah Arab Saudi. Kalau suaka politik tidak diberikan, maka Rizieq juga akan dipulangkan ke Indonesia karena pasti ada masalah dengan keimigrasian," kata Hikmahanto.
Suaka politik akan dimohonkan karena kasus pornografi yang menjerat Rizieq adalah upaya kriminalisasi. Selain itu, kasus tersebut juga dinilai politis dan Arab Saudi sudah mengetahuinya.
"Saudi sudah tahu kalau perkara ini politik, bukan perkara yang dipersyaratkan yang bisa keluar red notice, seperti kasus korupsi, obat-obatan terlarang atau pelanggaran HAM," kata Sugito.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Arab Saudi Tak Akan Sembarangan Beri Rizieq Suaka Politik'"
Post a Comment