Hanya Partai Amanat Nasional (PAN) yang belum menyatakan dukungannya terhadap paket A. Sedangkan PDIP, Hanura, PPP, NasDem, Golkar, dan PKB telah bersepakat.
Dalam paket A, opsi yang dipilih untuk Presidential threshold (20-25 persen), parliamentary threshold (empat persen), sistem pemilu (terbuka), alokasi kursi (3-10 kursi), metode konversi suara (saint lague murni).
"Kami opsi A. Kemarin kami sudah rapat dengan enam fraksi," ujar Robert di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/7).
Robert mengatakan,PAN belum mengambil keputusan dan tidak hadir dalam rapat koalisi yang digelar koalisi pendukung pemerintah, Rabu (19/7) malam.
"Sementara minus PAN. Mungkin kemarin masih berhalangan," ujarnya.
"Paket tidak ada perubahan substansi karena sudah dibahas berbulan-bulan. Jadi nanti tinggal setiap fraksi memilih paket mana," ujar Robert.
Sementara, Ketua Fraksi PAN Mulfachri Harahap mengatakan, partainya enggan bergabung dengan koalisi pemerintah memilih paket A lantaran adanya kepentingan partai.
"Semua hal yang dibahas tentu harus bisa diakomodir. Kalau kecenderungannya kemana, tidak bisa disampaikan," ujar Mulfachri di Gedung DPR, Jakarta.
Meski enggan terbuka, Mulfachri mengklaim, PAN akan mengedepankan mekanisme musyawarah mufakat. Namun, jika RUU diputuskan lewat voting, PAN tetap akan memilih paket yang menguntungkan.
"Kalau opsi mana, kami pilih opsi yang mengakomodir," ujarnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Golkar Klaim Enam Partai Pro Pemerintah Dukung Paket A"
Post a Comment