"Aparat penegak hukum tidak boleh ragu untuk menindak itu. Karena apapun, penegakan hukum kita harus mampu melindungi kemajemukan dalam masyarakat kita," kata Masinton di kompleks parlemen, Jumat (25/8).
"Ternak buzzer, akun-akun anonim, yang digunakan untuk baik itu menebar berita hoax, melakukan kampanye hitam, fitnah, maupun isu-isu lainnya, sesuai dengan order pemesannya," ujar Masinton
Kepala Bagian Mitra Divisi Humas Polri Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, penyidik harus mencari alat bukti berupa transaksi pemesanan penyebaran konten ujaran kebencian dan bernuansa SARA yang dilakukan antara klien dengan pengelola grup Saracen.
"Tidak semudah membalikkan tangan dan perlu ada yang bisa melengkapi alat buktinya. Ini tidak mudah, karena dunia maya dan transaksi-transaksinya tidak semua melalui dunia maya dan kopi darat," ucap Awi di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/8).
"Itu masih jadi pekerjaan rumah penyidik untuk mengungkap. Makanya data riilnya kami belum bisa sampaikan fakta-faktanya," tutur Awi. </span> (wis/gil)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Masinton Pasaribu Duga Ada Aktor Politik di Balik Saracen"
Post a Comment