Search

Memori Cak Imin atas Penolakan Piagam Jakarta Pascareformasi

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengklaim sebagai satu-satunya fraksi partai Islam di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pascareformasi yang tidak menyuarakan Piagam Jakarta digunakan kembali sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

"Satu-satunya partai Islam yang menolak, dan ingin konsisten kepada Pancasila adalah fraksi Partai Kebangkitan Bangsa," kata Cak Imin saat memberi sambutan dalam acara PKB Movie Award di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (19/8).

Cak Imin menjelaskan, kala rezim Orde Baru runtuh pada tahun 1998, muncul beberapa partai berasaskan Islam. Mereka adalah Partai Keadilan (kini menjadi PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB). Partai-partai tersebut, kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengidamkan Piagam Jakarta menjadi Pembukaan UUD 1945.

"Ketika itu seluruh partai Islam menginginkan kembali kepada Piagam Jakarta. Negara Islam," kata Cak Imin.

Cak Imin kemudian menceritakan kala itu ada tokoh-tokoh PKB ternama yang mencegah agar Piagam Jakarta tidak kembali digunakan.

Tokoh-tokoh yang dimaksud antara lain Gus Yusuf Muhammad, Slamet Effendy Yusuf, dan juga dirinya sendiri. Mereka, dinilai Cak Imin, memiliki peran penting dalam mempertahankan Pembukaan UUD 1945 yang selama ini digunakan.

"Sehingga kita tidak lagi dininabobokan dengan mimpi-mimpi kembali kepada negara agama," kata Cak Imin.

Adapun yang dimaksudkan Cak Imin itu merujuk pada negara yang hanya berasaskan pada satu agama. Pasalnya, pada Piagam Jakarta tercantum kalimat, 'Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.'

Kalimat tersebut lalu diganti dengan 'Ketuhanan yang Maha Esa' yang lalu menjadi sila pertama Pancasila. </span> (kid)

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Memori Cak Imin atas Penolakan Piagam Jakarta Pascareformasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.