Lepas dari itu, pertemuan SBY-Megawati tak berarti bakal langsung mengubah konstelasi politik untuk kepentingan jangka pendek hingga Pilpres 2019.
Pengamat politik Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menganggap pertemuan SBY dan Megawati di upacara peringatan kemerdekaan tak lebih dari bentuk seremonial politik untuk meneguhkan pengaruh masing-masing.
"Pertemuan itu masih sebatas simbolis. Memang ada terlihat kesan political understanding, tapi itu hanya permukaan," kata Pangi, Jumat (18/8).
"Ada move, tapi belum on-on," kata Pangi.
Pangi menilai masih ada kesan 'malu-malu' ketika dua tokoh penting itu berjabat tangan di Istana. Hal itu dianggap menunjukkan komunikasi politik SBY-Megawati masih kikuk.
"Hemat saya, untuk politik mereka belum ada chemistry," ujar Pangi.
Pengamat politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat berpendapat, hubungan SBY-Megawati mulai mencair melalui komunikasi yang dilakukan secara bertahap.
Komunikasi itu setidaknya mulai terajut ketika Agus Harimurti Yudhoyono mendatangi Istana untuk mengundang Presiden Joko Widodo ke acara peluncuran The Yudhoyono Institute, (10/8).
"Terlihat ada tahap-tahap yang dibangun agar komunikasi berjalan. Misalnya kemarin Gibran bertemu AHY. Sekarang SBY yang datang," kata Cecep.
Menurut Cecep, pertemuan di Istana adalah momentum bagi SBY dan Megawati bertatap muka. "Semua mata melihat, dan ini baik untuk SBY-Mega," kata Cecep. </span> (gil)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "SBY-Mega: Sudah Move Tapi Belum On"
Post a Comment