Search

Penjajakan Koalisi Dua 'Jenderal' Gerindra-Demokrat di 2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Meski baru rencana, pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sudah hangat diperbincangkan. Pertemuan dua pensiunan jenderal ini dikaitkan dengan penjajakan koalisi pada Pemilihan Presiden 2019 pascapengesahan Undang-undang Pemilu.

Pertemuan akan digelar di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Dua petinggi Demokrat, Imelda Sari dan Roy Suryo membenarkan rencana pertemuan ini.

Pertemuan belum digelar, namun sejak kemarin sudah beredar foto di kalangan awak media yang menampilkan Prabowo dan SBY yang sedang saling hormat. Dalam foto tertulis 'Sejarah Bangsa, Cikeas, 27 Juli 2017'.

Memang, tak terlalu berlebihan jika menyebut pertemuan SBY dan Prabowo sebagai momen bersejarah. Sebab, sebagai sesama purnawirawan sekaligus tokoh nasional, keduanya terhitung sangat jarang bertemu di kancah politik nasional.

SBY dan Prabowo yang Akhirnya Dipertemukan UU PemiluKetua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Pertemuan Prabowo dan SBY bisa dihitung dengan jari. Pada tahun ini, keduanya sempat dipertemukan saat menghadiri undangan kunjungan Raja Arab Saudi, Raja Salman di DPR pada 2 Maret 2017.

Jauh ke belakang, pada 13 Mei 2014 lalu, berbagai media nasional memberitakan kedatangan Prabowo sebagai calon presiden dari Partai Gerindra, ke Istana Merdeka untuk menghadap SBY.

Tujuannya saat itu adalah meminta restu sekaligus mengajak koalisi Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa untuk menjadi calon wakil presiden di Pilpres 2014. Saat itu Hatta masih menjabat sebagai anggota kabinet SBY.

Tiga tahun sudah berlalu sejak pertemuan itu. Kini, setelah pertemuan singkat empat bulan lalu, SBY dan Prabowo akhirnya kembali bertemu. 

Dipertemukan UU Pemilu

Momen langka ini disebut-sebut dipicu oleh pengesahan RUU Penyelenggaraan Pemilu, beberapa hari lalu di rapat paripurna DPR.

Tanda-tandanya sudah terbaca pada Rabu (19/7) malam atau sehari sebelum pengesahan UU Pemilu. 

Saat itu, secara tidak terduga Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan bertandang ke rumah Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com yang kebetulan melintas di sekitar lokasi, ketika itu Syarief datang sekira pukul 20.00 WIB dengan menumpang mobil sedan hitam dan mengenakan batik lengan panjang.

Kedatangan Syarief turut meramaikan suasana di rumah Prabowo. Jejeran mobil terlihat di depan rumahnya dan dua motor patwal kepolisian terparkir di sekitaran halaman depan.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengungkap pertemuan itu hanya sebatas silaturahmi dan jamuan makan malam.

Syarief Hasan, kata dia, datang didampingi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan. Hadir pula Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal Eddy Soeparno, Presiden PKS Sohibul Iman dan Sekretaris Jenderal Mustafa Kamal, serta jajaran elit Gerindra.

Empat partai tersebut diketahui memiliki kesamaan sikap dalam RUU Pemilu sebelum disahkan, terutama terkait angka ambang batas presiden nol persen. Keempatnya kompak memutuskan walk out saat pengesahan RUU Pemilu.

Aksi walk out itu dibarengi dengan pertemuan tertutup kedua pucuk pimpinan Fraksi Gerindra dan Demokrat yang salah satunya membicarakan kemungkinan pertemuan SBY dan Prabowo.

"Kawan-kawan dari Fraksi Gerindra menyampaikan ke kawan-kawan Demokrat alangkah baiknya bertemu. Kalau bertemu kan pasti Prabowo dan SBY," kata Ketua DPP Partai Demokrat Dede Yusuf saat dihubungi awak media, Rabu (26/7) malam.
SBY dan Prabowo yang Akhirnya Dipertemukan UU PemiluFraksi Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat walk out saat pengesahan RUU Pemilu di sidang Paripurna DPR, Jumat (21/7) . (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Dede tak hafal siapa saja yang melakukan pertemuan kala itu. Jika merujuk pimpinan fraksi, pertemuan itu dilakukan Ketua Fraksi sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Bak gayung bersambut, rapat pengurus partai yang dipimpin SBY kemarin malam, langsung membahas permintaan Gerindra tersebut. 

SBY, kata Dede, merespons dan menyambut baik permintaan Gerindra itu, "Boleh, nanti kita cari waktu yang pas," kata Dede menirukan respons SBY.

Kini pertemuan SBY dan Prabowo telah di depan mata. Spekulasi pun bermunculan, terutama terkait penjajakan untuk berkoalisi.

Koalisi antara Demokrat dan Gerindra jelas sangat memungkinkan mengingat UU Pemilu menetapkan bahwa ambang batas pencalonan presiden sebesar 20% dari kursi DPR atau 25% suara sah nasional pemilu legislatif sebelumnya.

Dengan syarat tersebut, jelas tak mungkin bagi kedua partai untuk mengusung calonnya masing-masing pada Pilres 2019. Jadi, akankah kedua 'sahabat' ini dengan partainya masing-masing, akan berkoalisi di 2019?

Pengamat politik Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai, terlalu dini jika pertemuan antara Prabowo dan SBY malam ini, kemudian dikaitkan dengan koalisi pada Pemilu 2019.

"Politik sangat dinamis, dan terlalu dini kita mengambil kesimpulan bahwa pertemuan tersebut akan menghasilkan koalisi 2019 yang dipimpin Gerindra dan Demokrat," kata Pangi.

Akan tetapi, Pangi berpendapat pertemuan Prabowo dan SBY, yang terhitung langka ini dapat menjadi awal baik bagi kedua partai untuk menjalin kerja sama ke depannya.

"Kalau nanti chemistry dan kepentingan sama, maka ya mungkin saja akan menghasilkan koalisi 2019," ujar dia.

(wis)

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penjajakan Koalisi Dua 'Jenderal' Gerindra-Demokrat di 2019"

Post a Comment

Powered by Blogger.