Pengawasan berbasis aplikasi itu diyakini efektif mengukur kinerja caleg yang terpilih, terutama terkait dengan kredibilitas dan korupsi.
"Semua harus ada sistem pengawasan yang jelas. Persis aplikasi Qlue di Jakarta," ujar Tsamara di kantor DPP PSI, Jakarta, Minggu (27/8).
Lurah atau camat yang tidak bekerja dengan baik akan mendapat nilai rendah dan terancam dipecat dari jabatannya. Sebaliknya jika kerja lurah atau camat tersebut baik maka berpotensi mendapat promosi jabatan.
Metode itu juga akan diterapkan untuk menilai kinerja caleg dari PSI. Di sisi lain aplikasi sejenis Qlue ini dinilai akan membantu caleg dari PSI lebih maksimal menyelesaikan permasalahan di daerah pemilihannya.
"Jadi partai bisa memantau dan sistemnya jelas. Bukan karena dekat dengan ketum partai (nilainya jadi baik)," katanya.
Ketua DPP PSI Isyana Bagus Oka mengatakan, kampus PSI dibentuk untuk membekali para caleg PSI tentang segala urusan partai hingga proses legislasi.
"Kami bentuk kampus PSI yang ada materi pembelajarannya. Nanti akan ada tesnya juga," ucapnya.
Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberikan materi tentang antikorupsi selama proses pembelajaran tersebut.
"Materi ini penting untuk memastikan orang-orang yang antikorupsi dan anti-intoleransi bisa masuk dengan sebaik-baiknya," tutur Isyana.
PSI sebelumnya telah menyatakan dukungannya pada Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang. </span> (wis/djm)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awasi Caleg, PSI Gunakan Aplikasi Seperti Qlue"
Post a Comment