Pada 8 Agustus lalu, Puan angkat suara terkait pelaporan politikus seperti yang dialami Arief dan juga Ketua Fraksi NasDem di DPR, Viktor Laiskodat. Dalam penilaiannya, Puan berharap politik di Indonesia seharusnya berlangsung beretika, santun, dan mengutamakan penyelesaian kekeluargaan.
“Dia menjadi seperti oasis di antara kehausan saling cakar antarpolitikus, antarpartai, antarorganisasi dan ideologi. Dia menjadi contoh,” kata Arief melalui keterangan tertulis Kamis (10/8).
“Dia tidak dengan congkak menilai orang seperti saya yang dianggap salah mutlak. Dia tidak dengan mudah menguliti Viktor Laiskodat dan saya menjadi layaknya seperti daging busuk.”
Arief saat ini sedang tersangkut masalah karena pernyataan dirinya yang menyandingkan PDIP dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Arief sendiri telah melayangkan permintaan maaf secara tertulis lewat surat bermeterai terkait pernyataannya tersebut.
“Saya, sekali lagi salut dan kagum dengan saran nya yang bijak untuk menyelesaikan hal hal sebuah pernyataan politik yang dianggap salah, dan menyinggung lawan politik yang bersebrangan parpol untuk diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Arief.
Arief pun menilai pernyataan Puan menanggapi persoalan politik itu sebagai bagian esensi dari Pancasila yang menjadi jati diri bangsa Indonesia dalam menyelesaikan sebuah perbedaan.Itu adalah kali kedua, Arief memuji kader PDIP. Sebelumnya, Arief pun memuji Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang juga berasal dari PDIP. Arief yang berasal dari partai oposisi itu memuji kinerja ekonomi pemerintahan Jokowi. Akibat pernyataannya tersebut, Arief sempat dituding lucu oleh wakil Ketua DPR yang juga berasal dari fraksi Gerindra, Fadli Zon. Fadli pun menyebut pernyataan Arief terhadap Jokowi itu sebagai mencla-mencle.
“Faktanya mendekati tiga tahun pemerintahan Joko Widodo memang kinerja ekonomi nya menunjukan perbaikan dan sudah dirasakan masyarakat kok,” kata Arief.
Arief pun menerima dirinya disebut mencla-mencle, namun dia mengkritik politikus Indonesia yang dengan bangga hadir serta memberi dukungan saat Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump, tengah berkampanye untuk pilpres 2016 silam.
“Lebih Baik dianggap mencla ,apa jadi kacung nya Amerika Serikat ? ,dimana ada politisi indonesia yang sangat bangga ikut hadir dan ikut memberikan dukungan pada saat capresnya amerika Serikat Donald trump kampanye Sedih saya sama model politisi yang mentalnya mental kacung tapi topengnya nasionalis ,mana bisa maju Negri ini Kalau banyak politisi yang bermental kacung Asing,” kata Arief.
Puji Jokowi, Arief Sebut Tetap Setia Dukung Prabowo
Meski memuji Jokowi, Arief menegaskan sebagai kader Gerindra dirinya tidak akan menyebrang ke PDIP dan mendukung petahana kembali jadi presiden dalam pilpres 2019.
"Kalau ke PDIP tidak deh. Saya tetap Gerindra dan dukung Prabowo (Subianto) jadi calon presiden," kata Arief pada Rabu (9/8).
Arief mengatakan pujiannya ke Jokowi hanya memaparkan sebuah fakta. Dia pun menyebut bahwa tetap mengkritik kebijakan Jokowi terkait ambang batas presiden di Undang-undang Penyelenggaraan Pemilu serta Perppu Ormas. Ia pun mengibaratkan pujiannya kepada Jokowi seperti yang pernah dilakukan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto"Ingat debat presiden (2014) Pak Prabowo puji Jokowi? Prabowo berpikir untuk bangsa bukan pribadi. Jadi nggak ada masalah. Kalau ada orang Gerindra yang marah, itu yang malas kerja dan ngomong doang," ujarnya.
Atas dasar itu, Arief menilai pujiannya terhadap Jokowi tak akan mendapatkan teguran dari Prabowo. </span> (kid/gil)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Arief Poyuono Puji Puan Maharani Bak Oasis Politik"
Post a Comment