Search

Pengamat: AHY Penyambung Lidah SBY untuk 'Gandeng' Jokowi

Kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono ke Istana Negara menemui Presiden Joko Widodo dinilai dapat meredakan ketegangan politik antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jokowi.

Jokowi dan SBY sempat saling 'sindir', usai Ketua Umum Demokrat itu bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, 27 Juli silam.

Usai bertemu Prabowo, SBY sempat menyampaikan kekhawatirannya terhadap pemerintahan Jokowi. SBY khawatir Jokowi melampaui batas sehingga terjadi abuse of power.

Sehari berikutnya, Jokowi mengomentari pernyataan SBY itu. Kata dia, hal tersebut tidak relevan dengan dinamika politik yang terjadi saat ini. Jokowi menyebut, kekhawatiran itu berlebihan.

Hari Kamis (10/8), SBY mengutus AHY menemui Jokowi, dengan dalih mengundang keluarga Jokowi dalam peresmian Yudhoyono Institute.

Tak hanya Jokowi, AHY juga bertemu dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming.

Dalam pertemuan itu, AHY juga mengaku sempat ditelepon ayahnya, SBY. Dalam telepon itu SBY sempat menitipkan beberapa pesan kepada Jokowi seperti kesuksesan dan kesehatan.

Ini bukan kali pertama AHY menjadi penyambung lidah Jokowi dan SBY. Sebelumnya, ia juga dititipkan pesan oleh Jokowi untuk SBY saat Open House lebaran di Istana.

Meredakan Ketegangan

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Erwan Agus Purwanto berpendapat AHY merupakan kurir SBY untuk meredakan ketegangan.

"Situasi politik tegang ketika diplomasi nasi goreng antara SBY dengan Prabowo. AHY ini pembawa pesan agar situasi tidak tegang, saya kira pesan yang disampaikan bukan hanya itu saja," kata Erwan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/8).

Selain membawa pesan, kata Erwan, kunjungan AHY juga bertujuan membangun komunikasi erat antara Partai Demokrat dengan Jokowi.

SBY, menurutnya, memiliki perhitungan realistis menjelang Pilpres 2019.

Menurut Erwan Partai Demokrat perlu mencari calon untuk kontestasi politik di masa mendatang. AHY yang baru masuk dalam kancah politik perlu dimatangkan dengan pendidikan politik seperti pertemuan dengan Jokowi.

"Ini modal politik penting bagi AHY, sebagai politikus muda ia menunjukkan kemampuan komunikasi politik dengan presiden yang merupakan lawan politik," kata Erwan.

Dengan begitu, kata Erwan, modal politik yang didapat AHY bisa terus diolah. Penjajakan kerjasama antara Partai Demokrat dengan Jokowi pun sangat mungkin terjadi.

"SBY pasti sadar kalau mengusung AHY sebagai penantang Jokowi sulit, tapi kalau mulai jajaki bekerja sama sangat mungkin. Peluang AHY menjadi cawapres Jokowi mungkin sekali, atau bisa menjadi menteri," kata Erwan.

Sejak awal Partai Demokrat bermain aman, mereka tidak pernah secera tegas menyatakan opisisi tapi menuatakan sebagai partai penyeimbang.

Dari pernyataan itu, bisa terlihat bagaimana gelagat Partai Demokrat. Apalagi semakin lama semakin dekat dengan Pilpres 2019.

"Dalam politik enggak ada musuh yang abadi, yang abadi itu kepentingan. Ya rasional saja, kalau rasional kerja sama ya kerja sama," kata Erwan.

Lebih lanjut, Erwan menilai pertemuan AHY dengan Gibran bagian dari strategi yang tidak terlalu vital. Pasalnya selama ini gibran jauh dari tindak tanduk politik jokowi.

Dalam pertemuan itu AHY hanya ingin memerlihatkan berhasil menjalin hubungan baik dengan keluarga Jokowi.

Pernyataan serupa disampaikan pengamat politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun. Ia menilai pertemuan dua putra mahkota itu untuk membangun citra positif.

"Dengan membawa The Yudhoyono Institute bahwa AHY hadir dengan pesan sebagai putra mahkota terpelajar, pemimpin muda terpelajar," kata Ubedillah.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pengamat: AHY Penyambung Lidah SBY untuk 'Gandeng' Jokowi"

Post a Comment

Powered by Blogger.