Joko Panji Sasongko , CNN Indonesia
Jumat, 15/09/2017 17:10 WIB
Akbar Tandjung khawatir elektabilitas Golkar terjun bebas karena status tersangka Setya Novanto. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung khawatir status tersangka Setya Novanto bisa membuat Golkar tak bisa meraih kursi DPR pada Pemilu Legislatif 2019. Elektabilitas partai berlogo beringin itu pada Mei lalu melorot di angka 7,1 persen atau separuh dari hasil Pemilu 2014 sebesar 14,1 persen.
“Yang paling saya takutkan adalah penurunannya sampai pada level yang dibawah parliamentary threshold 4 persen. Kalau di bawah itu artinya Golkar tidak punya wakil dan Golkar itu tidak ada,” kata Akbar di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/9).
Akbar mengaku, perkiraan elektabillitas Golkar yang melorot itu diketahui setelah dirinya menggelar safari politik.
Ia menilai, kekhawatiran kader Golkar terhadap kasu Setya bukan tidak mungkin diadopsi oleh publik yang semula akan memberi dukungannya dalam Pemilu mendatang.
“Saya yakin masyarakat akan menjadikan (kasus Setnov) sebagai parameter memberikan dukungan atau tidak kepada organisasi atau tokoh organisasi yang terkait dengan satu peristiwa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Akbar menjelasakan, kekhawatirannya adalah bentuk rasa cintanya kepada Golkar. Ia mengaku adalah salah satu tokoh yang sampai saat ini berjuang mempertahankan Golkar sejak terpuruk pada era reformasi tahun 1998.
“Saya sebagai orang yang betul-betul mengalami betapa beratnya mempertahankan posisi Golkar terutama dalam era reformasi. Saya termasuk tentu saja yang paling kecewa dan paling takut kalau itu terulang lagi,” kata mantan Ketua Umum Golkar ini.
Meski mengaku sangat khawatir, Akbar yang juga pernah jadi Ketua DPR ini menegaskan menghormati dan mendukung upaya praperadilan yang diupayakan oleh Setnov. Menurutnya, hal itu merupakan hak setiap warga negara.
“Novanto sudah mengambil langkah hukum harus kita hormatim,” ujarnya.
Lebih dari itu, ia juga mengaku, tetap mendukung segala kebijakan yang dikeluarkan oleh Golkar. Bahkan, dirinya siap turun gunung untuk mempertahankan Golkar. (sur)
“Yang paling saya takutkan adalah penurunannya sampai pada level yang dibawah parliamentary threshold 4 persen. Kalau di bawah itu artinya Golkar tidak punya wakil dan Golkar itu tidak ada,” kata Akbar di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/9).
Akbar mengaku, perkiraan elektabillitas Golkar yang melorot itu diketahui setelah dirinya menggelar safari politik.
Ia menilai, kekhawatiran kader Golkar terhadap kasu Setya bukan tidak mungkin diadopsi oleh publik yang semula akan memberi dukungannya dalam Pemilu mendatang.
“Saya yakin masyarakat akan menjadikan (kasus Setnov) sebagai parameter memberikan dukungan atau tidak kepada organisasi atau tokoh organisasi yang terkait dengan satu peristiwa,” ujarnya.
 Setya Novanto saat diperiksa KPK sebagai saksi kasus korupsi e-KTP. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) |
“Saya sebagai orang yang betul-betul mengalami betapa beratnya mempertahankan posisi Golkar terutama dalam era reformasi. Saya termasuk tentu saja yang paling kecewa dan paling takut kalau itu terulang lagi,” kata mantan Ketua Umum Golkar ini.
Meski mengaku sangat khawatir, Akbar yang juga pernah jadi Ketua DPR ini menegaskan menghormati dan mendukung upaya praperadilan yang diupayakan oleh Setnov. Menurutnya, hal itu merupakan hak setiap warga negara.
“Novanto sudah mengambil langkah hukum harus kita hormatim,” ujarnya.
Lebih dari itu, ia juga mengaku, tetap mendukung segala kebijakan yang dikeluarkan oleh Golkar. Bahkan, dirinya siap turun gunung untuk mempertahankan Golkar. (sur)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akbar Takut Golkar Tak Dapat Kursi DPR karena Kasus Setnov"
Post a Comment