"Kami berharap di dalam Bali Declaration kami akan sepakat dalam hal penghentian kejadian pembantain yang terjadi Rakhine State Myanmar," ujar Nurhayati di Nusa Dua, Bali, Rabu (6/9).
Nurhayati mengatakan, kejadian yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar bukan semata masalah yang harus ditangani oleh negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Menurut dia, kejadian tersebut adalah masalah global yang menjadi tanggung jawab semua negara di dunia.
Namun, ia mengklaim, seluruh delegasi yang hadir dalam forum tersebut telah menyatakan rasa prihatin atas kekerasan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.
"Langkah konkret akan dibahas di sesi Sustaining Peace. Tapi tadi malam dalam acara welcome dinner mereka sudah membisikan kepada saya bahwa mereka prihatin," ujarnya.
DPR Kirim Surat ke Parlemen Myanmar
Terkait dengan kekerasan terhadap etnis Rohingya, Nurhayati mengaku juga pernah berkirim surat dengan parlemen Myanmar untuk mencari solusi menyelesaikan hal tersebut. Hal itu dilakukan dalam kapasitasnya sebagai Presiden International Humanitarian Law (IHL).
"Waktu itu kami (IHL) sudah menawarkan asistensi, tetapi mereka bilang sudang membentuk (investigasi) dan akan lapor hasilnya. Tapi kejadian ini berulang dan lebih sadis," ujar Nurhayati.
Foto: AFP PHOTO / K M ASAD
|
"Memang di ASEAN ada poin non intervention, tetapi ini tidak hanya masalah dalam negeri Myanmar. Karena ini sudah menjadi masalah HAM yang sudah disepakati," ujarnya.
Selain dituangkan dalam Bali Declaration, Nurhayati mengklaim, imbauan yang dihasilkan oleh Forum Parlemen Dunia juga akan diteruskan ke Inter-Parliamentary Union (IPU) dan United Nation untuk ditindaklanjuti.
"Jadi ini benar-benar inklusif melibatkan semua stakeholders termasuk Civil Society Organizations dan Non-Governmental Organization," ujar Nurhayati.
Lebih dari itu, Nurhayati menegaskan, pemerintah Myanmar harus menjalankan imbauan yang disepakati dalam Forum Parlemen Dunia karena Myanmar telah bergabung dalam PBB dan program Sustainable Development Goals yang ada di United Nation.
Nurhayati juga menyebut, imbauan Forum Parlemen Dunia juga wajib dijalankan meski delegasi parlemen Myanmar tidak hadir dalam forum tersebut.
"Delegasi Myanmar kebetulan tidak hadir. Kami undang, tapi tidak hadir," ujar Nurhayati. </span> (osc)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Imbauan Untuk Tragedi Rohingya Akan Masuk Bali Declaration"
Post a Comment