Search

Moeldoko: Prajurit TNI Seharusnya Tak Sempat Pikirkan Politik

Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko menekankan profesionalitas TNI di tengah persoalan nasional, regional dan global. Jika TNI meningkatkan profesionalitas prajurit tidak akan sempat memikirkan masalah politik.

“Kalau semua prajurit menuju ke sana (profesional) maka tidak ada lagi, tidak sempat lagi mikir masalah politik," kata Moeldoko dalam diskusi bertajuk Membaca Indonesia: TNI dan Politik Negara di kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Rabu (4/10).

Sebelum era reformasi, kata Moeldoko, tuntutan profesionalitas TNI datang dari masyarakat. Namun saat ini dorongan profesionalitas itu berasal dari internal TNI. Dia menambahkan, upaya peningkatan profesionalitas TNI pun harus diikuti dengan peningkatan kesejahteraaan prajurit.

Jelang hari lahir ke 72, TNI diharapkan membangun kekuatan yang handal dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi.

Dia menjelaskan, TNI harus membangun pertahanan dengan konsep aliansi strategis dengan masyarakat, karena Indonesia menerapkan sistem pertahanan rakyat semesta dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional.

"Ke depan, bagaimana membangun konsep pertahanan aliansi strategis antara TNI dan masyarakat," kata Moeldoko.

Moeldoko: Prajurit TNI Seharusnya Tak Sempat Pikirkan PolitikPanglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengkui ikut aktif dalam politik Indonesia. (REUTERS/Beawiharta)
Jenderal Gatot Akui Berpolitik

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui dirinya ikut dalam politik. Namun, politiknya bersumber pada konstitusi negara, bukan politik praktis.

"Panglima TNI pasti berpolitik, tapi politiknya negara, bukan politik praktis. Saya akan menjalankan tugas saya secara konstitusi," kata Gatot ditemui di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon, Banten, usai memimpin gladi resik puncak peringatan HUT TNI ke-72, Selasa (03/10).

Dengan masa jabatannya yang tersisa enam bulan, Maret 2018, Gatot mengaku tengah mempersiapkan calon pengganti yang bisa semakin menyolidkan tiga matra TNI.

"Tugas saya menyiapkan adik-adik saya jadi pemimpin yang solid antar-TNI, antar-matra, dalam satu kesatuan komando, agar netral," kata Gatot.


Terkait dengan pemutaran sosiodrama bertema Jenderal Soedirman dalam puncak peringatan HUT ke-72 TNI, Gatot juga mengisyaratkan tentang langkah politiknya.
Baginya, Jenderal Soedirman adalah salah satu penyemangat jiwa patriotisme dan kebersamaan di tubuh semua prajurit, tanpa mengenal perbedaan pangkat. Saat di medan tempur, bawahan maupun jenderal berada dalam situasi yang sama.

"Makanya Jenderal Soedirman setelah selesai berperang menyerahkan kondisi negara kepada Soekarno," tutup Gatot.

(yan)

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Moeldoko: Prajurit TNI Seharusnya Tak Sempat Pikirkan Politik"

Post a Comment

Powered by Blogger.