Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas mengatakan, seluruh fraksi yang hadir dalam pertemuan itu berusaha menyamakan pandangan terhadap lima isu tersebut. Ibas tidak merinci lima isu krusial yang dimaksud. Dia hanya mengatakan, lima isu itu menjadi hal paling penting bagi perbaikan pemilu ke depan.
"Menentukan RUU Pemilu itu kan tak cukup dilakukan satu fraksi atau pemerintah sendiri, tapi tentu harus bersama-sama," ujar Ibas di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/6).
Salah satu kesimpulan yang didapat dari pertemuan semalam, kata Ibas, adalah mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan atas lima isu tersebut.
"RUU Pemilu ini kan tidak harus sampai pemilihan atau voting. Kalau musyawarah kan lebih baik, toh ini kan untuk bersama-sana juga," ujarnya.
"Intinya itu supaya tidak ada voting. Mengutamakan asas musyawarah mufakat," ujar Viva di Gedung DPR, Jakarta.
Viva membeberkan, isu presidential threshold merupakan isu yang paling diharapkan PAN diputuskan lewat musyawarah. PAN menawarkan parliamentary threshold berkurang atau tetap dipertahankan untuk menjaga keberadaan partai politik kecil.
"Jadi threshold adalah dalam rangka untuk memperkuat presidensial, tidak untuk menghambat atau membunuh terhadap kehidupan parpol saat ini," ujarnya.
Tujuh petinggi partai politik yang dikabrakan menjalin pertemuan semalam antara lain Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Hanura Oesman Sapta, Ketum PPP Romahamurmuziy, Presiden PKS Sohibul Iman, dan Ketua Fraksi Demokrat Eddhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. (gil)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tujuh Petinggi Partai Rembukan 5 Isu Krusial RUU Pemilu"
Post a Comment