"Insya Allah," jawab Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (17/7), ketika ditanya soal perombakan.
Jawaban sama diberikan ketika dikonfirmasi persentase kesolidan partai pendukung pemerintah. Diketahui, belakangan isu perombakan kabinet semakin kencang setelah Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta PAN keluar koalisi.
Permintaan disebabkan PAN beda suara dengan partai pendukung lainnya mengenai penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). PAN menolak aturan itu.
Diketahui, partai ini merapat ke pemerintah ketika kursi kepemimpinan berpindah dari Hatta Rajasa ke Zulkifli Hasan. Setelah merapat jelang akhir 2015, PAN mendapat kursi dalam Kabinet Kerja beberapa bulan setelahnya.
Namun, sikap Pramono sama ketika dikonfirmasi ada sanksi perombakan bagi partai yang 'membelot' dari pemerintah.
"Insya Allah," ucap mantan Juru Bicara PDI Perjuangan ini.
Hari ini, Jokowi memanggil banyak menteri ke Istana. Pramono mengatakan, pemanggilan itu berkaitan dengan tim penilaian akhir (TPA) dan bukan perombakan kabinet. TPA bertugas memilih orang untuk mengisi jabatan eselon I di pemerintahan.
Menteri Jonan
Menteri yang hadir hari ini seperti Menkeu Sri Mulyani, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menhan Ryamizard Ryacudu, Menag Lukman Hakim, Menteri PPA Yohana Yembise, dan Mendagri Tjahjo Kumolo.
Secara terpisah, Menteri ESDM Ignasius Jonan menuturkan, dalam pertemuan bersama Presiden Joko Widodo tak ada pembahasan reshuffle. Isu yang ramai beredar, Jonan disebut-sebut akan menggantikan Rini menjadi Menteri BUMN.
Menurutnya, masalah itu menjadi kewenangan dan hak prerogatif Jokowi.
"Tidak tahu saya. Tanyakan ke Pak Presiden," ujar Jonan sambil tertawa.
Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar juga mengatakan hal serupa. Dia menuturkan perombakan itu adalah hak prerogatif Presiden.
“Itu hak prerogatifnya Presiden,” katanya.
(asa)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pramono Anung soal Reshuffle : Insya Allah"
Post a Comment