Pernyataan keras itu disampaikan menyikapi serangan-serangan yang ditujukan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo belakangan.
Serangan terakhir yang ditujukan kepada Jokowi adalah persoalan ia membawa ketiga anak, seorang menantu, dan seorang cucu saat kunjungan kerja ke Turki dan Jerman beberapa waktu lalu.
"Tujuannya itu jadi tidak sehat. Ini suasana tidak sehat. Ini politik kita tuna martabat," ujar Syafii di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (17/7).
Atas kebijakan itu, sekelompok pihak menyebut Jokowi anti-demokrasi.
Di tahun ketiga pemerintah, mantan Wali Kota Solo ini juga masih dikaitkan dengan antek asing. Padahal, masalah kepemilikan perbankan, perkebunan dan lainnya sudah ada sejak era kepemimpinan sebelum Jokowi.
Belum lagi permasalahan sejumlah rancangan undang-undang dan Perppu yang belum disahkan DPR menjadi undang-undang seperti Perppu pertukaran informasi keuangan, Ormas, dan RUU Pemilu.
"Beban Presiden kurus ini berat sekali," katanya.
"Ini orang syahwat kekuasaan sudah tidak terbendung," ucap mantan Ketua PP Muhammadiyah ini.
Ia mengatakan, Jokowi dan jajarannya terbuka terhadap kritik. Namun, kritik sebaiknya ditujukan terhadap kinerja dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Pakai hati nurani kepentingan bangsa. Jangan kepentingan partai dan golongan," tutur Syafii. (wis)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang 2019, Buya Syafii Sebut Politik Indonesia Tak Beradab"
Post a Comment