Search

Fahri Hamzah: Koalisi SBY-Mega Tergantung Pertemuan Lanjutan

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai potensi koalisi antara Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bakal ditentukan jika kedua pimpinan partai yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri kembali bertemu.

"Bisa jadi (merapat ke pemerintah kemudian dapat jatah menteri) dan itu tergantung pertemuan antara Ibu Mega dan Pak SBY selanjutnya," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (18/8).

Menurut Fahri, pertemuan keduanya juga berkaitan dengan uji materi UU Penyelenggaraan Pemilu, khususnya terkait angka ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

Berangkat dari isu tersebut, Fahri mengatakan, perlu ada komunikasi dan koordinasi sejak awal dari para pimpinan partai politik jika nantinya MK memutuskan angka ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen menjelang Pemilu 2019.

Fahri menduga MK kemungkinan akan memutuskan angka ambang batas presiden 20 persen karena merupakan open legal policy.

Sebab, kata Fahri, dengan keputusan itu maka tidak ada satu partai pun yang bisa mencalonkan presiden sendiri karena tidak ada yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen.

"Jadi mereka harus mengisiasi pertemuan dari awal. Kalau kemudian nol persen, baru seru. Semua merasa punya kartu. Tapi kalau 20 persen enggak ada yang punya kartu satu pun," ujarnya.

Dari kemungkinan tersebut, Fahri mengatakan, pertemuan SBY dan Megawati kemarin tak lebih sebagai penjajakan awal yang perlu ditindaklanjuti dengan pertemuan intensif selanjutnya.

Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan kemendesakan sebelum menginisiasi pertemuan lanjutan antara SBY dan Mega. Meski demikian, Basarah mengatakan partainya membuka pintu bila Demokrat merapat ke koalisi pendukung pemerintah.

"PDIP kan partai nasionalis. Partai nasionalis itu kan terbuka. Sepanjang kerja sama politik itu diikat dengan kesamaan idelologi, parpol yang kuat dan satu tujuan bangsa indonesia yang sesuai dengan pembukaan UUD kita," kata Basarah di Kompleks Parlemen.

Koalisi Terlalu Dini

Sementara itu Partai Amanat Nasional menilai terlalu dini memprediksi koalisi antara Demokrat dan PDIP jika hanya berdasarkan pertemuan SBY dan Megawati 

"Terlalu jauh kita menafsirkan itu," ujar Yandri.

Meski demikian, ia menilai positif pertemuan perdana SBY dan Megawati. Pertemuan itu, kata dia, semakin bermanfaat jika Presiden Joko Widodo mau secara terbuka meminta masukan dari para pendahulunya itu untuk menyelesaikan segala permasalahan bangsa saat ini.

"Hal positif seperti ini harus dipupuk terus. Kalaupun tidak rutin mereka sejatinya dimintai kontribusi pemikiran karena punya pengalaman memimpin republik ini," ujar Yandri.

Megawati dan SBY saling berjabat tangan ketika keduanya bertemu di Istana Negara dalam peringatan kemerdekaan ke-72 tahun, kemarin. Peristiwa itu menjadi momen langka yang menyita perhatian hadirin di Istana. Jabat tangan dua rival politik itu mencairkan suasana perhelatan meriah di Istana.

Mega dan SBY terakhir kali bertemu empat tahun silam, ketika suami Megawati, Taufik Kiemas, meninggal dunia (2013). SBY kala itu memimipin upacara kenegaraan pemakaman Taufik. </span> (wis/syh)

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Fahri Hamzah: Koalisi SBY-Mega Tergantung Pertemuan Lanjutan"

Post a Comment

Powered by Blogger.