Search

Fenomena 'Curi Start' Parpol Dukung Jokowi di 2019

Kebetulan, ketiga partai itu pun dikenal sebagai bagian dari koalisi pendukung pemerintahan Jokowi saat ini. Dan, ketiga partai politik pendukung pemerintahan itu seolah mencuri start dengan mendukung Jokowi sejak awal.


Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati menilai fenomena dukungan kepada Jokowi ini merupakan hal lumrah. Ada sejumlah faktor yang bisa diduga menjadi alasan dukungan tersebut.
Ketiadaan sosok yang bisa mengimbangi Jokowi, kata Mada, menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan para partai pendukung pemerintah untuk segera mendeklarasikan dukungan kepada mantan Wali Kota Solo tersebut.

Selain itu, Mada menilai, ketiadaan sosok pemimpin dari internal partai juga menjadi faktor yang mempengaruhi. Kaderisasi yang belum berjalan menunjukkan partai saat ini masih 'malas' mencetak pemimpin baru.

"Pertama, memang sejauh ini tidak ada kompetitor. Mereka (partai) sudah menghitung, tidak ada kompetitor yang bisa mengalahkan, mengimbangi Jokowi," kata Mada kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/8).

Faktor petahana dinilai juga sangat menentukan. Dalam sistem presidensial, kata Mada, jarang terjadi kandidat petahana tidak terpilih kembali untuk periode berikutnya.

"Kecuali ada sesuatu, gonjang-ganjing, ada isu sentimen primordial, perang. Dalam sistem presidensial, peluang petahana sangat besar untuk menang kembali," katanya.

Faktor itu ditambah dengan tingkat popularitas dan elektabilitas Jokowi yang masih tinggi di masyarakat. "Kemungkinan mereka melihat dan mempertimbangkan faktor ini dan kemudian berlomba-lomba memberikan dukungan," ujar Mada.

Di antara partai pendukung Jokowi, PDIP relatif lebih tenang menyikapi pencalonan Jokowi di Pilpres 2019. Namun hal itu bukan berarti PDIP tinggal diam atas pencalonan atau dukungan terhadap Jokowi.

Sikap pasif PDIP itu, menurut Mada, lantaran masih menunggu momentum tepat untuk mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu kembali maju di 2019.

Mada menilai PDIP juga membutuhkan Jokowi untuk tidak hanya menguasai pemerintahan, melainkan di kursi parlemen. Langkah PDIP yang masih adem ayem disebut bagian dari strategi mereka.

"Tapi saya kira dengan melihat konstelasi seperti ini susah PDIP untuk tidak mengusung kembali Jokowi," ujar Mada.

Mada juga menyebut salah satu alasan kuat sejumlah partai sudah memberi dukungannya kepada Jokowi sejak jauh hari, adalah untuk mendapat tuah 'efek Jokowi'.

Tuah 'efek Jokowi' ini bisa berupa keuntungan mendapat suara, atau sekedar menuai popularitas dan elektabilitas menjelang pemilihan presiden 2019 mendatang.

Efek Jokowi itu pula yang diduga membuat Perindo pimpinan Hary Tanoesudibjo untuk menyiratkan memutar untuk merapat kepada sang Presiden untuk pilpres dua tahun lagi.

Sinyal tersebut disampaikan Hary Tanoe seusai acara Penganugerahan Kepala Daerah Inovatif Koran SINDO 2017 di Hotel Westin, Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.

Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai keputusan Perindo sebagai langkah menggenjot perolehan suara partainya.

"Saya kira, angka ambang batas parlemen empat persen yang baru ditetapkan itu tentu tidak mudah ditembus partai baru seperti Perindo, atau PSI (Partai Solidaritas Indonesia)," kata Arya, Rabu (2/8).

"Perindo melihat ini peluang, bahwa dengan mendukung Jokowi tentu akan memberi efek secara elektoral."

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Fenomena 'Curi Start' Parpol Dukung Jokowi di 2019"

Post a Comment

Powered by Blogger.