Meski sudah 21 tahun berlalu, belum ada titik terang pengungkapan kasus tersebut meski saat ini PDI Perjuangan berkuasa di mana kader mereka, Joko Widodo, menjadi Presiden.
Kudatuli merupakan buntut dari dualisme kepengurusan partai berlambang banteng saat itu.
Dua kubu yang berseberangan yakni Ketua Umum PDI hasil Kongres Medan 1996-1998 Soerjadi dan Ketua Umum PDI Megawati Soekarnoputri hasil Kongres Surabaya 1993-1998.
Bentrokan di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng Jakarta Pusat itu berawal dari datangnya massa pendukung Soerjadi untuk merebut kantor yang diduduki massa Megawati. Lantaran tak ada titik temu soal siapa yang berhak menempati markas itu, bentrokan tak terhindarkan.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto menyatakan, pada 27 Juli 1996 telah terjadi upaya pengambilalihan secara paksa kantor PDI. Ketika itu, menurut Hasto, pendukung PDI Megawati harus berhadapan dengan pemerintah yang oteriter.
|
Pengurus dan simpatisan PDIP menggelar doa bersama untuk para korban yang berjatuhan dalam peristiwa Kudatuli itu tadi malam. Hasto mengajak semua pihak mendoakan para korban, yang turut memperjuangkan demokratisasi di Indonesia ketika itu.
"Secara khusus kami mendoakan mereka-mereka yang tidak berdosa, yang berjuang demi keyakinan politiknya demi mendorong demokrasi," ujarnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM, ada lima orang meninggal, 149 orang luka-luka, 136 orang ditahan, dan 23 orang dihilangkan secara paksa dalam dan pasca-peristiwa Kudatuli itu. Komnas HAM menyimpulkan ada pelanggaran HAM dalam peristiwa Kudatuli.
Saat peristiwa terjadi, Orde Baru diketahui memiliki kekuasaan politik yang tak terbatas. Komnas HAM pun menilai perlu ada pihak yang dimintai pertanggungjawabannya dalam tragedi berdarah di markas banteng tersebut.
Hasto menyatakan lewat acara doa bersama untuk para korban jiwa ini, PDIP ingin mengingatkan kembali Komnas HAM untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM tersebut. Menurut Hasto, pihaknya akan membuka komunikasi kembali dengam Komnas HAM setelah terpilihnya komisioner yang baru.
Kami mengharapkan peristiwa 27 juli betul-betul diusut tuntasHasto Kristiyanto, Sekjen PDI Perjuangan |
Tahun lalu PDIP, kata Hasto, juga telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo agar peristiwa Kudatuli menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM masa lalu yang harus dituntaskan.
"Kami mengharapkan peristiwa 27 juli betul-betul diusut tuntas," kata Hasto.
Hasto berharap ada pengakuan negara soal jumlah korban yang pasti dalam peristiwa Kudatuli ini. Menurutnya, Kudatuli menjadi tonggak sejarah demokratisasi di Indonesia, hingga akhirnya rezim otoriter Orde Baru runtuh.
"Intinya kejujuran yang kami harapkan sehingga dalam perspektif ini harus dicari solusi bersama, baik secara politik, hukum dan juga perhatikan aspek-aspek kemanusiaan kepada keluarga korban akibat peristiwa 27 Juli tersebut," tuturnya.
Pasca-peristiwa Kudatuli, PDI pun akhirnya berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Selepas 21 tahun, PDI Perjuangan kini tengah 'berkuasa' di pemerintahan. (sur)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menanti Penuntasan Tragedi Kudatuli PDI di Era Jokowi"
Post a Comment