Kala itu, Oesman yang akrab disapa OSO mengaku melihat SBY bersama Ani Yudhoyono datang menghampiri Megawati untuk bersalaman. Ia menyebut Megawati dengan tulus langsung bersalaman dengan SBY dan istrinya.
"Saya melihat mereka bersalaman dengan tulus," ujar Oso di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (18/8).
"Jadi itu terlalu banyak orang yang menggembar-gemborkan segala macam," kata dia.
OSO enggan berkomentar lebih jauh terkait dugaan sejumlah pihak bahwa salaman menjadi pintu masuk koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat.
"Saya tidak mau mendahului, karena jangan berandai-andai. Yang jelas dalam salaman itu, saya melihat baik Pak SBY yang dahulu menyalami Bu Mega dan disambut oleh Ibu Mega," ujar Oso.
Idrus berkata, Partai Golkar melihat komunikasi politik antar kedua pucuk pimpinan partai itu sebagai bentuk keikhlasan untuk kepentingan bangsa.
"Jadi harus ketemu, banyak bentuknya seperti dialog kebangsaan sesama pimpinan partai politik, tokoh bangsa, tokoh agama, perlu tindaklanjuti," ujarnya.
Idrus juga tidak mempersoalkan jika pertemuan itu nantinya membuka peluang untuk koalisi di Pilkada serentak 2018 maupun Pilpres 2019.
"Saya kira tidak ada masalah (Pileg pilpres). Hanya catatan saya jangan karena perbedaan pandangan politik seakan akan anda berbeda bangsa. Dua jangan hanya kebencian anda terhadap seseorang anda bersikap tidak adil," ujarnya.
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengatakan tidak ada perbincangan khusus yang terjadi saat Megawati dan SBY bertemu serta berjabat tangan.
"(Pembicaraan) biasa saja, ramah tamah, tidak membicarakan substansi," ujar di Gedung MPR, Jakarta, Jumat (18/8). </span> (wis)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kesaksian OSO Ketika SBY dan Megawati Bersalaman di Istana"
Post a Comment