"Pertemuan Pak SBY dan Pak Prabowo hanya memperjelas saja peta politik yang selama ini sudah terjadi di parlemen," kata Sekretaris Fraksi Partai Hanura Dadang Rusdiana saat dihubungi, Jumat (28/7).
Menurut Dadang, peta itu sudah terlihat sejak pengesahan Rancangan Undang-undang Penyelenggaraan Pemilu (RUU Pemilu) pekan lalu. Saat itu 10 fraksi di DPR terpecah menyikapi isu krusial RUU Pemilu.
Sedangkan, enam fraksi partai koalisi pendukung pemerintah, PDIP, NasDem, Golkar, Hanura, PKB, dan PPP mendukung ambang batas presiden sebesar 20/25 persen.
"Saya kira partai pendukung Pemerintah, kecuali PAN masih solid dan berjalan seiringan," kata dia.
Meski demikian, kata Dadang, pertemuan SBY-Prabowo dinilai memiliki dampak positif terhadap perkembangan politik di Indonesia karena memperlihatkan keharmonisan antarpimpinan partai politik.
"Hubungan harmonis antar elit tentunya sangat penting dalam memperkokoh pembangunan politik dan demokrasi," katanya.
"Setidaknya pertemuan mencairkan suasana di antara keduanya," ujar Ace dihubungi terpisah.
Sebelumnya, SBY membantah bahwa, pertemuannya dengan Prabowo akan berujung koalisi pada Pemilu 2019.
Menurut SBY, pertemuannya hanya untuk menjalin komunikasi dan bagian dari kerjasama politik. Kerjasama itu memiliki dua cakupan, yakni untuk ranah politik dan gerakan moral.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertemuan SBY-Prabowo Dinilai Tak Ubah Peta Politik di DPR"
Post a Comment