Mereka datang untuk menghadiri sidang tahunan Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR). Keduanya ditemani sejumlah menteri dan pejabat dari jajaran Kabinet Kerja.
Pakaian yang dikenakan Jokowi merupakan pakaian adat Bugis, Sulawesi Selatan. Menurut catatan yang merujuk pada pakaian adat Bugis, busana ini dikenakan bersama paroci (celana), lipa garusuk (kain sarung) dan passapu (tutup kepala seperti peci). Model pakaian adat ini biasanya hadir dengan bentuk jas tutup berlengan panjang dengan kerah dan kancing sebagai perekat.
Keduanya bertukar pakaian adat yang berasal dari daerah masing-masing. Jokowi diketahui lahir di Solo, Jawa Tengah. Sedangkan JK merupakan putra asli Bone, Sulawesi Selatan.
Pengamat Politik Syamsuddin Haris menilai gaya penampilan Jokowi-JK merupakan simbol kebinekaan. Pemimpin tertinggi Indonesia itu ingin menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah masalah.
"Setidaknya hendak ditunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan persoalan identitas asal yang berbasis etnik. Suatu saat orang bisa menjadi Jawa, Bugis, dan seterusnya begitu, itulah Indonesia," kata Haris kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/8).
"Identitas keberagaman itu yang simbolik dan hendak ditonjolkan," kata Haris.
Dihubungi terpisah, Dosen Ilmu Budaya Universitas Indonesia Tomy Christommy menyampaikan hal serupa. Jokowi-JK ingin tampil sebagai pemimpin yang menjunjung budaya negaranya.
Tomy memandang Jokowi-JK bermain tanda atau playing sign dalam pertukaran baju adat. Penanda budaya dimanfaatkan oleh Jokowi-JK yang pasti menimbulkan tafsir politik.
"Saya sangat yakin kebudayaan Indonesia digunakan oleh siapapun yang mau bertahan di dunia politik, ini politik budaya. Tidak mungkin pemimpin negara mengesampingkan itu," kata Tomy.
Menurut Tomy, ada tiga hal yang harus dikuasai oleh seseorang agar bisa bertahan kuat di dunia politik Indonesia. Yaitu ekonomi, politik, dan sosial budaya. Jika ketiga hal itu tidak diketahui, maka seseorang bisa kalah bersaing dalam dunia politik.
Tomy menambahkan, tentu ada keuntungan dari apa yang keduanya tampilkan tadi pagi. Salah satunya, mereka dianggap sebagai pemimpin yang tak mempermasalahkan keragaman.
"Pasti mereka dapat keuntungan politik dari kostum itu. Mereka akan dianggap bineka dan mengakses sumber daya budaya," kata Tomy. </span> (osc/syh)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Simbol Kebinekaan di Balik Pertukaran Baju Adat Jokowi-JK"
Post a Comment