Dalam surat itu Muhaimin mendesak Suu Kyi bertindak untuk mencegah genosida terhadap etnis Ronghingya di negara itu.
"Saya minta Anda, Madam Suu Kyi, untuk melakukan apapun yang Anda mampu, untuk mencegah tentara menembaki warga Rohingya. Atau, turunkan saja medali nobel itu dari lemari Anda. Dia tidak bermakna apapun lagi, saat ini," demikian penggalan isi surat Muhaimin kepada Suu Kyi sebagaimana dilansir dari laman resmi PKB, Minggu (3/9).
Pada 1991 Suu Kyi menerima penghargaan Nobel Perdamaian karena perjuangannya atas demokrasi di Myanmar. Ia adalah tokoh yang sangat konsisten menentang Junta Militer Myanmar.
Ia bahkan pernah memastikan bahwa jabatannya itu berada "di atas" presiden. Belakangan, Suu Kyi kerap dikritik karena tak berbuat banyak dalam mencegah pemusnahan etnis Rohingya yang terjadi di negaranya saat ini.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hampir 50 ribu warga Rohingya telah mengungsi untuk menghindari kekerasan yang kembali meningkat sejak akhir pekan lalu.
Para pengungsi mengatakan tentara Myanmar menyerang mereka, sementara pemerintah menyalahkan "teroris Rohingya" yang memicu kekerasan.
Pemerintah juga menyatakan setidaknya 400 orang tewas dalam bentrokan sejak saat itu. Di antaranya, kata pemerintah, adalah 370 "teroris." Namun, sejumlah pegiat hak asasi manusia menyebut militer juga membunuhi perempuan, anak-anak dan orang tak bersalah.
Di Indonesia, kecaman terhadap Suu Kyi dan pemerintah Myanmar juga datang dari Majelis Ulama Indonesia, PP Muhammadiyah, dan sejumlah organisasi lainnya.
"Proteksi harus diberikan kepada semua umat," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sabtu (2/9). </span> (wis)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Surat PKB ke Suu Kyi: Bertindak atau Copot Nobel Perdamaianmu"
Post a Comment