Peneliti ICW Emerson Yuntho mengatakan, Presiden Joko Widodo sebaiknya menunjuk pihak lain untuk menggantikan Setya membacakan teks proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta.
“Jokowi sebaiknya tidak tunjuk Setya tersangka korupsi proyek e0KTP sebagai pembaca teks proklamasi pada hari kemerdekaan ke-72 mendatang,” ujar Emerson kepada CNNIndonesia.com, Senin (7/8).
Emerson berpendapat, orang yang tepat menggantikan Setya membacakan teks proklmasi adalah Ketua MPR Zulkifli Hasan. Selain tidak terlibat korupsi, penunjukan Zulkifli juga bagian dari rotasi pembacaan teks proklamasi.
"Sebaiknya Pak Jokowi tunjuk Ketua MPR. Jadi bergilir, karena Setnov sudah tahun 2015 dan Irman Gusman (mantan Ketua DPD) sudah pada tahun 2016,” ujarnya.
“Yang diundang Jokowi tamu khusus dari luar negeri dan Duta Besar negara sahabat. Artinya citra Indonesia di mata Internasional akan buruk (jika Setya tetap membacakan teks prokalamasi),” ujar Emerson.
Setya sebelumnya sempat ditunjuk membacakan teks proklamasi pada tahun 2015. Sementara tahun berikutnya, pembecaan teks proklmasi dipercayakan kepada Irman Gusman yang kala itu menjabat Ketua DPD --dan kini tersangkut kasus di KPK.
Setya diduga berperan dalam proses penganggaran atau pengadaan barang dan jasa. Serta mengkondisikan pemenang pengadaan e-KTP. Ketua Umum Partai Golkar itu disangka melanggar Pasal 3 atau Pasal 2 ayat 1 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. </span> (gil)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Setya Novanto Tak Layak Bacakan Teks Proklamasi di Istana'"
Post a Comment