Search

Siasat Hary Tanoe Dompleng Jokowi

Wacana dukungan Perindo untuk pencalonan Joko Widodo di Pilpres 2019 menuai ragam respons. Manuver politik Hary Tanoesudibjo itu terkesan mendadak dan menimbulkan sejumlah kecurigaan.

Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi tak ingin Perindo hanya numpang tenar di mata rakyat lewat dukungan kepada Jokowi. Baidowi berharap mesin partai yang dipimpin bos grup media MNC itu pun turut bergerak membantu koalisi pemerintahan.

"Yang perlu kami tekankan bahwa tidak hanya sekadar deklarasi (dukungan) saja tapi juga ditopang kerja mesin politik," kata Baidowi melalui pesan singkat kepada wartawan.

Manfaat dari Dukungan Perindo Terhadap JokowiJoko Widodo. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Anggota Dewan Pakar Partai NasDem Teuku Taufiqulhadi sementara itu menganalogikan dukungan Perindo seperti sebuah angkutan umum yang kurang penumpang.

Hal ini lantaran sikap Perindo yang kerap berseberangan dengan kebijakan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Saya agak heran. Kok cepat sekali berbalik arah. Seperti angkot kurang penumpang. Tahu-tahu, langsung mutar di tengah jalan," ujar Taufiqulhadi dalam pesan singkat.

Selain heran, Taufiqulhadi pun khawatir Perindo tidak konsisten dalam mendukung pencalonan Jokowi.

"Jika partai tidak jelas tujuan, agak susah bersama-sama. Kami, di kubu pendukung pemerintah, sudah sangat jelas semua," katanya.

Sebelumnya, diberitakan Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo, mengindikasikan dukungannya terhadap Presiden Joko Widodo untuk maju kembali dalam pilpres 2019.

Sinyal tersebut disampaikan Hary Tanoe seusai acara Penganugerahan Kepala Daerah Inovatif Koran SINDO 2017 di Hotel Westin, Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.

Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai keputusan Perindo sebagai langkah menggenjot perolehan suara partainya.

"Saya kira, angka ambang batas parlemen empat persen yang baru ditetapkan itu tentu tidak mudah ditembus partai baru seperti Perindo, atau PSI (Partai Solidaritas Indonesia)," kata Arya kepada CNNIndonesia.com.

Kok cepat sekali berbalik arah! Seperti angkot kurang penumpang. Tahu-tahu, langsung mutar di tengah jalanTeuku Taufiqulhadi
Ambang batas parlemen atau parliamentary threshold empat persen telah diatur dalam UU Penyelenggaraan Pemilu. Hal itu membuat partai-partai yang perolehan suaranya tak mencapai angka tersebut pada pemilihan legislatif tak akan lolos sebagai anggota DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota.

"Perindo melihat ini peluang, bahwa dengan mendukung Jokowi tentu akan memberi efek secara elektoral," kata Arya.

Elektabilitas Perindo, kata Arya, belum menembus angka lima persen, mengacu pada hasil berbagai survey lembaga politik. Padahal, Hary sudah mengeluarkan modal dan tenaga yang sangat banyak.

"Membuat partai pada waktu yang cepat itu kan tidak mudah. Apalagi mereka sudah punya kantor di semua daerah, kantornya bagus-bagus. Kalau nggak tembus parliamentary threshold kan sia-sia. Makanya mereka putar otak," kata Arya.


Tak hanya itu, dukungan yang baru berupa wacana tersebut, kata Arya, juga bisa menjadi salah satu nilai tawar dari Hary Tanoe di hadapan Prabowo Subianto.

"Bisa juga ini cara Perindo melakukan bargaining dengan Prabowo karena Prabowo dekat dengan PKS dan Gerindra. Perindo melihat posisi mereka," kata Arya yang enggan berspekulasi dukungan itu terkait kasus hukum yang sedang membelit Hary Tanoe. </span> (gil)

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Siasat Hary Tanoe Dompleng Jokowi"

Post a Comment

Powered by Blogger.